Di Ujung Pelabuhan Menanti Suami Pulang


Perempuan itu duduk termenung di atas kursi kayu. Tatapan kosong mengarah ke laut lepas. Sesekali memeluk sang buah hati yang berdiri di sebelahnya. Menanti kabar sang suami yang tak kunjung berlabuh setelah pamit mencari nafkah di tengah laut.
Ia adalah Sari Rahayu, istri dari Mawardi nelayan asal Meunasah Tuha, Pekan Bada, Aceh Besar. Mawardi sudah dua Minggu berada di laut. Kapal yang ia naiki untuk membawa bantua kepada nelayan Padang mengalami kerusakan mesin.
Mawardi berlayar bersama seorang rekannya. Mereka membawa boat ukuran kecil warna putih. Menurut kabar dari tim Sar Aceh, keduanya saat ini sedang menanti bantuan di atas ombak perairan sibolga.
Sri Rahayu mengaku sang suami telah lama tak melaut, semenjak Idul Fitri lalu suaminya berhenti melaut lantaran kapal yang selama ini  digunakan untuk mencari nafkah rusak dan belum diperbaiki oleh pemiliknya. Mawardi kerja sebagai nelayan membawa kapal milik orang lain tempat dimana ia bekerja.
“Abang memang bekerja sebagai nelayan cuma setelah lebaran lalu ia tak lagi turun ke laut karena kapal rusak. Setelah tak lagi melaut abang kerja semberautan apa pun yang diajak orang ia mau.”
Kata Sri suaminya memang berprofesi sebagai nelayan. Biasanya ia melaut mencari ikan kerapung. Biasanya lima hari sekali suaminya selalu pulang. “Kalau ada rezeki pasti selalu cepat pulang.”
Sebelum Mawardi berangat melaut 15 hari lalu ia meminta izin kepada sang istri karena dijemput oleh temannya. Saat itu Mawardi mengatakan akan pergi ke Padang untuk mengatarkan boat bantuan. Setelah beberapa hari paska berangkat Sri belum mendapatkan kabar dan baru pagi tadi Mawardi menelpon sang istri mengatakan kalau kapal yang dibawanya mengalami kerusakan mesin.
"Pagi tadi sekitar jam 7 abang telpon katanya mereka saat ini mengalami kerusakan mesin kapal dan membutuhkan bantuan. Posisi mereka di perairan Sibolga kondisi mereka masih baik-baik saja.”
Sri mengatakan kalau boat yang ditumpangi suaminya pernah singgah di Meulaboh sebelum berangkat menuju Padang. Mereka berhenti di pelabuhan Aceh Barat karena kehabisan minyak namun setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan.
“Saat ini posisi Abang waktu di telpon tadi beradi di perairan laut Sibolga, waktu di telpon pagi tadi  abang minta bantu saya untuk menghubungi tim sar kalau kapalnya mengalami kerusakan,” ujar Sri.
Ditemani sang buah hati bernama Nikita Willy yang masih berumur lima tahun, dari atas kapal Sar Banda Aceh, yang berada di parkiran pelabuhan Ule Lhe,  Sri Rahayu hanya menunggu dan berharap bantuan agar suaminya bisa kembali pulang dengan selamat.
“Semoga abang bisa cepat pulang dengan selamat dan berkumpul kembali dengan keluarga.”  
Sementara itu, menurut informasi dari Kapten kapal Sar Banda Aceh, Supriyadi, saat ini ada 2 unit boat mengalami rusak mesin di perairan Sibolga yang dibawa oleh Mawardi, Syarial, Azwir, dan Efendi keempatnya adalah warga Aceh.
Supriadi menjelaskan, 9 unit boat warna putih bantuan berangkat dari Meulaboh tujuan Padang, dan transit di Sibolga. Pada  Minggu 27 Agustus 2017 lalu sekitar  pkl.17.00 wib, rombongan dengan jumlah 9 boat berangkat dari Sibolga menuju Padang.  Namun pada sekitar pukul 22.00 wib 2 unit boat mengalami kerusakan pada mesin dan daun yang kemudia terpisah dari rombongan.
“Tadi pagi pihak kami menerima laporan dari salah satu istri nelayan yang mengalami kerusakan boat tersebut. Menelepon korban dan korban menyampaikan bahwa boatnya mengalami kerusakan di perairan sibolga.  Setelah mendapatkan laporan itu kami Sar Banda Aceh langsung berkoordinasi dengan Kansar Medan dan instansi terkait untuk segera bisa membatu korban,” ujarnya.
Disamping itu, kata Supriadi, saat ini Basarnas pusat juga telah mengetahui tentang kejadian adanya nelayan Aceh yang terdampar di perairan Sibolha akibat mengalami kerusakan mesin. Kendati demikian, permasalahannya saat ini adalah pihaknya belum mengatehui lokasi pasti dari nelayan yang terdampar tersebut.
“Lama-lama kapal itu pasti terus bergeser karena dibawa ombak selain itu apakah logistik yang mereka bawa masih cukup. Solusinya saat ini hanya ada di tim Sar Medan, kita menunggu jawaban dari mereka.”[]

Narasumber : Mediaaceh.co.

0 Response to "Di Ujung Pelabuhan Menanti Suami Pulang"

Post a Comment