Resume: Hayatullah Pasee pada pertemuan keenam Forum Aceh Menulis (FAMe) pascaidul Adha.Roy Peter Clark, seorang penulis, meneliti beberapa tulisan yang pernah memenangi lomba untuk menemukan bagaimana menulis yang baik. Dari hasil penelitiannya dan telah mengonfirmasikan ke penulis tersebut dan menyimpulkan 14 rahasia menjadi penulis yang bebobot:
1. Semua penulis melihat dunia ini bagai laboratorium jurnalisme mereka, sebuah gudang dengan selaksa raksasa. Seperti dijelaskan sebelumnya kualitas tulisan ditentukan oleh empat hal yaitu bahan, ide, bahasa, dan teknik.
Kita masih ingat teori Maslow tentang Piramida Kehidupan Manusia yaitu pertama basicned seperti sandang, pangan, dan papan. Setelah itu sekunder, _ misalnya seorang tanpa jam tangan tetap hidup, hanya saja tidak tepat waktu. Kemudian _safety (keamanan), selanjut esteem (pengakuan) setiap orang ingin diakui, cara mengaktualisasi dirinya banyak cara. Yang penting ingin diberi ruang dan apresiasi. Terakhir save existensi mereka tidak perlu lagi kebutuhan ekonomi tetapi butuh kekuasaan.
2. Penulis yang baik lebih suka menemukan dan mengembangkan cerita mereka sendiri. Mereka menggali berita dan mengeksposkannya. Mereka juga bekerja sama dengan editor yang baik pula untuk meminta pendapat apakah yang mau ditulis sudah pernah ditulis sebelumnya atau tidak. Jika pun mau ditulis lagi, mereka akan melihat angel yang berbeda.
3. Penulis yang baik adalah pengumpul informasi yang lahab. Mereka mencatat dan mengingat semua yang mereka dapat, tetapi menyeleksi informasi yang bermutu. Sebagai ilustrasi, seseorang dikasih uang Rp1 juta untuk dibelanjakan. Setiap orang harus menghabiskan dengan belanja apa pun. Masing-masing pulang dengan satu keranjang belanja. Maka sampai ke rumah, barang yang dibeli tersebut ditempatkan di tempat yang sesuai misalnya, sayur ditaruk di kulkas dapur, odol di kamar mandi, hingga barang-barang lainnya.
3. Penulis yang baik adalah pengumpul informasi yang lahab. Mereka mencatat dan mengingat semua yang mereka dapat, tetapi menyeleksi informasi yang bermutu. Sebagai ilustrasi, seseorang dikasih uang Rp1 juta untuk dibelanjakan. Setiap orang harus menghabiskan dengan belanja apa pun. Masing-masing pulang dengan satu keranjang belanja. Maka sampai ke rumah, barang yang dibeli tersebut ditempatkan di tempat yang sesuai misalnya, sayur ditaruk di kulkas dapur, odol di kamar mandi, hingga barang-barang lainnya.
Begitu pula informasi yang kita kumpulkan tadi dan menempatkan sesuai kebutuhan ketika kita menulis.
4. Banyak menghabiskan waktu untuk menulis kalimat pertama. Dalam sebuah penelitian, pembaca hanya membutuhkan lima detik pertama membaca pembuka tulisan untuk menentukan dia betah atau tidak. Dalam lead pertama harus memiliki daya pikat. Penulis piawai harus membuka tulisan dengan kata-kata yang memesona. Sebaik-baik lead tidak lebih dari dua kalimat yang setiap kalimat maksimal 17 kata. Satu kalimat harus satu hela nafas seperti akad nikah. Total lead tidak lebih dari 35 kata. Sebuah kabar yang disampaikan itu tidak mungkin pada lead semua 5 W+1 H, tapi cerdaslah dalam memilih 3 unsur dari 6 komponen tersebut. Rumus bagi pembaca mendapatkan informasi itu pada lead pertama. Lead itu beranda. Lead itu daya tarik bagi pembaca. Sebaik-baik tulisan itu senada mulai dari lead menarik hingga ke akhir tulisan.
5. Membenamkan diri dalam cerita mereka. Mereka hidup, bernapas, dan bermimpi bersama ceritanya. Berkonsultasi dengan editor hanya mencari arah baru atau informasi segar dalam karyanya. Hal ini sama saja menghadirkan pembacanya ke dalam ceritanya.
6. Pekerja yang tekun daripada pekerja yang tergesa-gesa. Apabila mereka menghadapi deadline mereka sudah press clear, artinya sudah bebas dari jeratan hukum. Biar pun sudah deadline penulis masih tenang karena sudah mempersiapakannya.
7. Mengerti bahwa bagian terpenting dari penulisan adalah mengatur dan mengorganisasikan bahan tulisan. Penulis kawakan selalu mengandalkan arsip dan data litbang dari pusat data. Misalnya kasus penerkaman buaya. Dengan adanya data libang, maka kita tahu sudah berapa kali sudah terjadi penerkaman.
5. Membenamkan diri dalam cerita mereka. Mereka hidup, bernapas, dan bermimpi bersama ceritanya. Berkonsultasi dengan editor hanya mencari arah baru atau informasi segar dalam karyanya. Hal ini sama saja menghadirkan pembacanya ke dalam ceritanya.
6. Pekerja yang tekun daripada pekerja yang tergesa-gesa. Apabila mereka menghadapi deadline mereka sudah press clear, artinya sudah bebas dari jeratan hukum. Biar pun sudah deadline penulis masih tenang karena sudah mempersiapakannya.
7. Mengerti bahwa bagian terpenting dari penulisan adalah mengatur dan mengorganisasikan bahan tulisan. Penulis kawakan selalu mengandalkan arsip dan data litbang dari pusat data. Misalnya kasus penerkaman buaya. Dengan adanya data libang, maka kita tahu sudah berapa kali sudah terjadi penerkaman.
8. Menulis ulang, mereka selalu menulis ulang.
9. Penulis selalu lebih percaya kepada kupingnya daripada matanya. Itulah sebab banyak penulis yang komat-kamit ketika menulis.
10. Senang bercerita. Mereka selalu mencari angel kemanusiaan (human interest) daripada fokus 5 W+1 H untuk melukiskan suasana dari kronologi yang menarik.
11. Menulis untuk memuaskan diri mereka, memenuhi standar tinggi mereka, sekaligus memenuhi suatu transaksi antara penulis dan pembaca.
12. Mencoba berbagai kemungkinan dalam tulisan. Mereka senang dengan kejutan dan pendekatan yang tak biasa dari suatu cerita. Seperti kasus tsunami banyak tanda-tanda alam sebelum terjadi gempa besar, bangau tak lagi pulang.
13. Pembaca seumur hidup. Mereka suka mengandalkan referensi pertama jurnal, buku, baru film-film. Mengapa jurnal yang pertama yaitu produk ilmiah yang cepat dipublikasi. Wartawan harus membaca jurnal.
14. Menulis panjang dan mereka sadar akan hal itu. Bukan seperti penulis pemula yang tidak tahu harus berhenti di mana. Tulisan mereka begitu baik, rapat hub
0 Response to "14 Rahasia Menjadi Penulis Berbobot"
Post a Comment