SENJA telah berlalu. Satu persatu lampu depan rumah warga di Desa Ku. Desa Mataie, Kecamatan Blangpidie Abdya mulai menyala. Suasana minggu malam itu terasa dingin. Langit tampak kesepian dengan tak hadirya bulan dan bintang. Hujan sore tadi masih menyisakan genangan air di sebagian ruas jalan.
"Hawa teh tarek sijuk-sijuk lagenyo," kata ku dalam hati.
Benar saja, pikranku melayang seakan aku sedang meneguk nikmatnya teh tarek dengan sedikit gula dan susu. Kunikmati itu dengan diselingi lagu lawas, Angin Malam, Borri punya barang.
"Ke Blangpidie lah malam ne, ngeteh tarek," gumam ku.
Niat ku sudah bulat meski aku akan menghadapi jalan yang licin dan udara yang sejuk hingga tiba di Kafe pusat kota. Tak berapa saat usai mengenakan baju rapi, sedikit minyak wangi dan tak lupa pamitan sama Istri tercinta. Motor hitam ku, kulajukan dengan kecepatan sedang, menuju warung yang meyediakan teh tarek di Pusat Kota Blangpidie. Hanya beberapa menit menahan dinginya cuaca dengan jalan sedikit licin dimalam itu, akupun tiba disalah satu warung pusat kota.
"Bal, Teh Tarek Saboh," aku memesan kepada kasir di salah satu warung pusat kota.
Aku memilih duduk di bagian pojok di Kafe itu. Aku memilih tempat ini lantaran menurutku disitu sangat nyaman karena hanya ada satu meja dilokasi itu dan jauh dari muda mudi lainya yang asik ngobrol dan ketawa bareng teman-teman mereka.
"Nyo bang," ujar si Ikbal saat teh tarek pesanan ku sampai.
"Sip," jawab ku singkat.
Sosok itu kemudian berlalu. Aku mulaimenggerakkan sendok di teh tarek itu memutar kekanan dan kekiri. Kuulang sampai beberapa kali hingga kuyakini teh itu sudah teraduk sempurna dan busanya menghilang. Gelas mulai kuangkat dengan tangan kanan, kudekatkan ke bibir dan.
"Ahhhh, Mantap bana barang," gumamku dalam hati.
Tegukan pertama itu, membuat lelahku dan dinginku saat mengendarai motor hingga beberapa menit hingga akhirnya tiba di kafe itu terasa terbayar impas. Teh kental itu terasa begitu nikmat.
"Benar adanya bahwa sesuatu yang indah itu butuh perjuangan dan keyakinan yang tangguh," kata ku dalam hati.
0 Response to "TEH TAREK SABOH"
Post a Comment