Sosok Irwandi Yusuf gubernur Aceh terpilih periode 2017-2022 yang nyentrik dan berbaur dengan masyarakat adalah personal yang tidak asing lagi bagi masyarakat Aceh singki. Betapa tidak, kepiawaiannya yang mampu mencuri hati rakyat dan perhatian simpatik masyarakat Aceh Singkil umumnya bukanlah hal yang mengada-ada.
Sejak pertama sekali muncul dalam bursa pencalonan gubernur Aceh periode pertama 2006 dahulu hingga menjabat sebagai gubernur di periode pertamanya sampai dia tidak menjabat lagi dalam kisaran waktu 6 tahun terkahir, nama besarnya selalu melekat bagi masyarakat Aceh Singkil. Ibaratnya beliau ada hubungan emosional dekat sekali dengan masyarakat Aceh Singkil.
Kemunculannya di Aceh Singkil yang kerap tiba-tiba dan terkesan menyamar ditengah-tengah masyarakat adalah kesan utamanya, hingga tiga kali dalam pencalonannya dalam ajang pemilihan gubernur Aceh, perolehan suara Irwandi selalu unggul di Aceh Singkil dan mengungguli kandidat lainnya. Hingga pantas saja hubungan loyalitas anatara pemimpin dengan rakyat sepertinya terwujud dengan sendirinya.
Disamping itu, kesuksesan Irwandi dengan program JKA-nya, menjadi alasan tumpuan pilihan masyarakat Aceh Singkil untuk kepemimpinan beliau di era ini. Gaya energik yang dipertontonkan dalam membangun kinerja pemerintahan Aceh menjadi kerinduan yang ingin dilihat kembali oleh masyarakat Aceh Singkil. Hingga wajar saja harapan banyak pihak disandarkan kepadanya sebagai tampuk pimpinan Aceh 5 tahun mendatang.
Begitu juga hendaknya harapan masyarakat kaum bawah dan kaum marginal di kawasan hilir di Aceh Singkil, sebagai zona tertinggal berdasarkan kepres presiden Jokowi belakangan ini. Sentuhan tangan dinginya sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan ke daerahan yang cukup kompleks dihadapi masyarakat Aceh Singkil itu. Mulai dari rendahnya pertumbuhan ekonomi kawasan pesisir, perkotaan Singkil dan kawasan pinggiran sungai Singkil.
Siklus perekonomian yang rendah dan sumber pendapatan terbatas bagaikan belenggu yang belum terselesaikan sampai kini hingga kemasan wisata pulau banyak berkelas dunia sampai akselerasi zona rawa Singkil sebagai penyangga alam dan bumi manca Negara belum mampu mensejahterakan rakyat khususnya masyarakat yang tinggal berdampingan dengan kawasan itu.
Pembangunan hulu-hilir garapan irwandi-nazar dulunya salah satu pekerjaan yang sudah sempat berjalan di era pertamanya namun belum memberikan hasil yang signifikan mengingat periode kepemimpinan hanya 5 tahun sepertinya membatasi ruang gerak.
Dan kini lah saatnya Irwandi bisa melanjutkan itu, khususnya ia harus berani menyajikan program perekonomian dan memprioritaskan pembangunan hilir yang dimulai dari Aceh Singkil sebagai wilayah terhilir Aceh.
Terpilihnya kembali Irwandi-Nova sebagai gubernur/wakil gubernur Aceh periode 2017-2022 adalah tantangan berikutnya bagaimana bisa melanjutkan pembangunan hulu-hilir in-clopp di dalamnya pembangunan perekonomian dan pariwisata hilir berkelas dunia di Aceh Singkil dan mengambalikan kejayaan Aceh Singkil sebagai kawasan pelabuhan dan perdagangan dunia di masa dulu sepertinya solusi yg paling cocok untuk mengeluarkan Aceh Singkil dari zona ketertinggalan.
Karena demikian tersedianya infrastruktur pelabuhan barang, dan sarana pariwisata yang masih terbatas bisa dijadikan modal untuk mendukung apa yang kelak diprioritaskan Irwandi-Nova dalam membangun kawasan hilir Aceh yang tertinggal ini. Sehingga sebagai harapan sekaligus tantangan kesuksesan pemerintahan Irwandi-Nova nantinya adalah mengeluarkan Aceh Singkil dari zona ketertinggalan dan memperioritaskan pembangunan hilir aceh di Aceh Singkil.
***Penulis adalah Mustafa Kamal, kordinator Singkil education people (SiEP)
0 Response to "Sukses di JKA, Irwandi Mestinya Sukses Bangkitkan Aceh Singkil Kembali"
Post a Comment