Petani Kelapa Sawit Keluhkan Pupuk



Petani kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil, mengeluhkan kurangan pupuk bersubsidi dan tingginya harga pupuk bersubsidi, meminta pemerintah setempat, secepatnya menangani persoalan tersebut.
Kelangkaan pupuk bersubsidi membuat para petani kelapa sawit mengeluh kan hasil produksi kelapa sawit mereka, sebenarnya pupuk bersubsidi sangat membantu hasil produksi, Kata Khairi ,kepada wartawan di Singkil.
Padahal, kata khari, pupuk yang disubsidi pemerintah sangat membantu petani kelapa sawit didaerah ini, namun selalu terkendala kosongan dan langka, bahkan harga jual pupuk bersubsidi juga sangat mahal hingga melebihi HET.


"Saya berharap agar pemerintah secepatnya menyelesaikan permasalah ini, sebab para petani merasa tebebanka dan dirugikan" tuturnya
Hal yang sama juga dialami seorang Petani kelapa sawit di Aceh Singkil, Asmoni, dia mengatakan hampir setiap tahun para petani kelapa sawit mengelukan sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi dari pemerintah,
"Saya meminta kepada pemerintah agar segera menelusuri dan memperjelas apa penyebab kelangkaan dan mahalnya harga pupuk bersubsidi ini, atau ada permainan bisnis dalam pendistribusian pupuk bersubsidi ini," ujar nya.

Bukan hanya itu, tambanya harga pupuk yang di distribusi kepada petani kepala sawait mencapai harga Rp 120 ribu kemasan 50 kg samapi dengan Rp 140 ribu hingga Rp 150
Padahal didalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) RI No. 69/2016 Pasal 11 ayat 1 dan 2, tentang alokasi dan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian tahun anggaran 2017 telah ditetapkan yakni.


Pupuk Urea 1800 kemasan 50 kg Rp 90 ribu, pupuk SP-36 2000 kemasan 50 kg Rp 100 ribu, pupuk ZA 1400 kemasan 50 kg Rp 70 ribu, NPK 2300 kemasan 50 kg Rp 115 ribu, dan pupuk organik Rp 500 kemasan 40 kg Rp 20 ribu.

0 Response to "Petani Kelapa Sawit Keluhkan Pupuk"

Post a Comment